
Pengucapan janji pengurus BEM Fakultas Farmasi UM Banjarmasin Periode 2017 dipimpin oleh dekan Fakultas Farmasi UM Banjarmasin
Hidup mahasiswa!
Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Banjarmasin telah resmi memiliki Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Farmasi. Pelantikan pengurus BEM Fakultas Farmasi periode 2017 dilaksanakan pada hari Senin, 13 Maret 2017 di aula Universitas Muhammadiyah Banjarmasin.
Pelantikan ini juga menandai akhir dari perjalanan Himpunan Mahasiswa (HIMA) Farmasi Universitas Muhammadiyah Banjarmasin yang sebelumnya hanya menaungi mahasiswa program studi D3 Farmasi, diketuai oleh M. Ramadhan Saputro, yang juga menjabat sekjen IKMADIFARI (Ikatan Mahasiswa Diploma Farmasi Indonesia) sejak Oktober 2016 sampai sekarang.
Dibentuknya BEM Fakultas Farmasi ini merupakan tindak lanjut dari berubahnya status STIKES Muhammadiyah Banjarmasin menjadi Universitas Muhammadiyah Banjarmasin, yang di dalamnya turut dibuka Fakultas Farmasi dengan dua program studi: D3 Farmasi dan S1 Farmasi.

Serah terima jabatan dari kepengurusan HIMA Farmasi kepada BEM Fakultas Farmasi UM Banjarmasin
Gubernur BEM Fakultas Farmasi terpilih, Wahyu Ramadhani, dalam sambutannya menyampaikan bahwa kabinet BEM Fakultas Farmasi periode 2017 ini akan diberi nama KOLERASI, yang merupakan singkatan dari Kolaborasi Bersama Menginspirasi. Wahyu berharap, dalam kepemimpinannya selama satu tahun ke depan, seluruh jajaran kepengurusan BEM Fakultas Farmasi dapat bahu-membahu mewujudkan organisasi yang mampu menginspirasi.
Risya Mulyani, M.Sc., Apt selaku dekan Fakultas Farmasi mengawali sambutannya dengan berpesan bahwa kepengurusan BEM Fakultas Farmasi yang baru saja dilantik akan menjadi tolak ukur untuk generasi yang akan datang, sehingga di tangan mereka ada tanggung jawab besar yang harus diemban, yakni untuk terwujudnya perubahan-perubahan positif serta inovasi-inovasi dalam kegiatan kemahasiswaan. Ibu Risya, sapaannya di kalangan mahasiswa farmasi UM Banjarmasin, juga berharap bahwa organisasi ini akan membawa manfaat yang dapat dirasakan oleh masyarakat dan mampu mengharumkan almamater.
“Satu yang perlu diingat, menjadi mahasiswa yang bisa dibanggakan itu bukan dengan nilai IPK yang tinggi, menjadi mahasiswa yang bisa dibanggakan itu bukan aktif organisasi tapi dengan IPK yang rendah, tetapi yang bisa kita banggakan itu adalah mahasiswa yang bisa sukses di kegiatan akademik maupun sebagai aktivis mahasiswa,” tandas Ibu Risya sebelum menutup sambutannya. (Frd)