Sabtu, 02 maret 2019 bertempat di studio Adijani Al-alabij Kampus Utama Universitas Muhammadiyah Banjarmasin berlangsung Seminar Nadional Keperawatan dengan Tema “HIV/AIDS management with biomolecular-clinical approach and nursing perspective“ dan juga Talkshow dengan tema “Don’t Hide HIV/AIDS: End The Dread, Stop The Spread“
Acara diikuti 339 peserta dari di kalangan mahasiswa dan perawat dari berbagai instansi Pelayanan kesehatan di Kota Banjarmasin. Adapun Narasumber Dr. Ading Agung Widodo, dr. MSI., M.Ked., Clin (Ka Divisi Imunologi Infeksi SMF Mikrobiologi Klinik RSUD Dr Soetomo Surabaya), Bapak Mursalin, SKM, M. Kes, Bapak Solikin, Ns. M.Kep. Sp. KMB (Kaprodi Magister Keperawatan UM Banjarmasin) & Bapak H. Nor Efendi, S.Kep., M.Epid.
Acara diadakan oleh Para Mahasiswa Program Profesi Ners UM Banjarmasin. “Kegiatan ini merupakan salah satu bagian dari proses pembelajaran lanjut pada mahasiswa tahap profesi ners yang dikemas melalui temu pakar. Melalui kegiatan ini diharapkan Tri Dharma perguruan tinggi dapat terwujud” tutur ketua Panitia Muhammad Lutfi Yunus, S.Kep.
Prof.DR. H. Ahmad Khairuddin dalam sambutannya disela membuka kegiatan Seminar keperawatan ini mengatakan sangat mendukung sekali diadakannya kegiatan ini, UM Banjarmasin harus ikut berkontribusi dalam dunia kesehatan khususnya salah satunya melalui prodi keperawatan yang ada seperti kegiatan Continuing Nursing Education II yang dapat memberikan banyak informasi.
Tema seminar diangkat karena Beberapa puluh tahun yang lalu, informasi mengenai HIV/AIDS tidak banyak diketahui. Bahkan masyarakat tidak memiliki alasan untuk takut terhadap HIV/AIDS. Namun, seiring perkembangan zaman, virus menyebar ke seluruh populasi manusia karena ketidaktahuan akan keberadaannya dan tindak lanjut dari penanganannya. Tak hanya itu, kompleksitas penyakit pun ikut berkembang. Penatalaksanaan HIV/AIDS tiada kunjung tuntas dalam berbagai skala menunjukkan bahwa kasus HIV/AIDS semakin bertambah. HIV/AIDS menginfeksi jutaan orang dan mempengaruhi hidup mereka. Hal ini meningkatkan keresahan masyarakat. Tak hanya itu, tenaga kesehatan yang dihadapkan dengan kasus HIV/AIDS juga merasakan ketakutan, kepanikan, stigma, dilema etika, dan penolakan.
HIV/AIDS merupakan representasi dari masalah kompleks, sehingga dalam penatalaksanaannya tenaga kesehatan harus mempertimbangkan berbagai aspek dan pendekatan keilmuan yang tepat.
Kemajuan dalam bidang molekuler membantu manusia dalam mengkarakterisasi dinamika dan struktur penularan dari virus HIV sehingga dapat digunakan dalam intervensi pencegahan dari kasus HIV/AIDS. Disamping itu, seorang calon perawat harus mampu menggunakan pengalaman dan perspektifnya dalam mengadvokasi kebijakan dalam pelayanan kesehatan. Perawat dapat mengembangkan potensinya dengan perspektif yang berpusat pada pasien untuk merancang sebuah pendekatan intervensi yang lebih baik. Seorang perawat diharapkan mampu melakukan perawatan dan pencegahan HIV serta penanggulangan komorbiditas HIV sehingga dapat mengubah arah epidemi HIV/AIDS secara global.
Hal-hal tersebut diatas merupakan hal yang menjadi alasan pentingnya kegiatan Continuing Nursing Education II ini. Selain itu, melalui pembahasan fenomena HIV/AIDS dalam kegiatan ini, diharapkan dapat menjadi sarana informasi mengenai gambaran kasus HIV/AIDS di masyarakat negara berkembang, khususnya Indonesia.